Jumat, 30 Desember 2011

Arkeolog: Penemuan Piramida Tak Masuk Akal

Metrotvnews.com, Jakarta: Penemuan piramida di Gunung Sadahurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dinilai tak masuk akal. Sebab, Indonesia tak mengenal kebudayaan piramida.

"Lebih dari seperempat abad saya belajar arkeologi, baru kali ini saya mendengar adanya dugaan piramida di Indonesia. Kebudayaan Indonesia kuno itu tidak mengenal piramida, tetapi sangat akrab dengan bangunan suci bernama punden berundak atau candi," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Bambang Sulistyanto di Jakarta, Ahad (18/12) pagi.

Bambang mengatakan, piramida itu kebudayaan Mesir dari abad sebelum Masehi, sedangkan kebudayaan Indonesia mengenal punden berundak pada masa prasejarah dan candi pada era klasik atau periode Hindu-Buddha.

Bambang berkomentar, di lereng barat Gunung Lawu memang terdapat bangunan suci yang bentuknya mirip piramida bernama Candi Sukuh. Candi itu dibangun sekitar abad ke-15 Masehi. Namun, candi tersebut sangat berbeda baik fungsi maupun makna dengan piramida di Mesir.

Ditegaskan Bambang, temuan piramida di Garut memerlukan bukti ilmiah, karena jika tidak, maka hal itu tak bisa dipercaya. "Boleh-boleh saja orang menduga, tetapi soal kebenarannya, nanti dulu. Tanpa bermaksud merendahkan pandangan, pendapat atau dugaan para ahli, adanya piramida di Sadahurip perlu pembuktian secara ilmiah," tegasnya.

Pengujian tersebut perlu dilakuka melalui ekskavasi (penggalian), sehingga bisa dibuktikan sejelas-jelasnya.

"Tapi apa mungkin menggali Gunung? Sampai berapa meter batas kedalamannya? Dan berapa luas diameternya? Harus dipikirkan berapa kubik tanah galian yang harus digali dan dibuang kemana? Apa malah tidak merusak lingkungan?" ujarnya bertanya-tanya.

Ia juga tidak bersedia berkomentar soal uji geo radar yang disebutkan sudah dilakukan tim katastropik purba di Gunung Sadahurip. Sebab, ia mengaku bukan ahlinya.

"Saya tidak yakin ada ahli yang berpendapat begitu. Jangan-jangan itu pendapat atau plintiran wartawan saja," katanya.

Ia malah menyarankan agar Bangsa Indonesia bangga mempunyai Candi Borobudur dan Prambanan yang berasal dari abad ke-9 Masehi yang tak kalah tingginya dengan peradaban piramida.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial Andi Arief mengatakan tim katastropik purba menemukan dugaanbangunan berbentuk piramida di Desa Sadahurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang cukup mengagetkan.

Andi menambahkan dari beberapa gunung yang di dalamnya diduga ada bangunan menyerupai piramida, setelah diteliti secara intensif dan uji "karbon dating", dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza.(Ant/****)



Lagi, Warga Temukan Situs Candi Hindu Kuno

Sosbud / Jumat, 30 Desember 2011 20:04 WIB


Metrotvnews.com, Tegal: Sejumlah warga menemukan situs candi Hindu kuno di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Saat ini, peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta tengah meneliti untuk diketahui umur serta peradaban mengenai candi tersebut.

Candi tersebut pertama kali ditemukan warga sekitar tiga bulan lalu dan hanya berupa pondasi berbahan batu bata yang tersusun tanpa bahan perekat dengan ketinggian kurang dari 15 centimeter.

"Saat pertama kali ditemukan berupa gundukan tanah, kemudian setelah digali candi yang diduga peninggalan budaya Hindu kuno tersebut berupa batu bata yang tersusun tidak beraturan," kata Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Anita Minangsari, di Tegal, Jumat (30/12).

Manurut Anita, komponen candi berupa batu bata berukuran lebih besar dan tebal dari batu bata zaman modern. Hal itu menandakan candi tersebut merupakan salah satu bangunan sejarah pada masa Hindu kuno.

Ia mengatakan, jika mengamati kondisi candi yang diberi nama Candi Kesuben, maka secara vertikal bangunan candi sulit direkonstruksi. Sebab, yang masih tersisa hanya pondasi dan beberapa batang batu bata tersusun di atasnya.

"Sedangkan bagian kaki, tubuh, serta atap bangunan candi sudah hilang sehingga sulit diketahui bentuknya, seperti Candi Bulus yang ditemukan di Dukuh Kejaksan, Desa Dukuhwaru, Kecamatan Pedagangan, Kabupaten Tegal, pada Oktober 2005 lalu," jelasnya.

Penemuan candi-candi berbahan batu bata tersebut, semakin memperkuat mata rantai perkembangan budaya Hindu di wilayah pantai utara termasuk Kabupaten Tegal dan sekitarnya. "Candi peninggalan budaya Hindu biasanya berupa kompleks yang terdiri atas satu candi induk dan tiga atau lebih candi perwira yang halamannya dikelilingi pagar," kata Anita.

Menurut dia, hingga sekarang tim peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta belum memberikan laporan mengenai hasil penelitian terhadap candi di Desa Kesuben, sehingga belum dapat memperkirakan abad ke berapa candi tersebut dibangun dan sejarah lainnya.

Ia mengatakan, selain di Kecamatan Lebaksiu dan Pedagangan beberapa tempat di Kabupaten Tegal antara lain di Kecamatan Pagerbarang juga ditemukan yoni, lingga, dan frakmen arca Agastya.(Ant/****)